Persiapan Kebun Binatang Ragunan Sambut The 6th TAFISA GAMES 2016


tafisagames2016postJakarta, 4 Oktober 2016. Taman Margasatwa Ragunan

Taman Margasatwa Ragunan terus berbenah diri dalam rangka menyambut the 6th TAFISA World Sport for All Games yang akan diselenggarakan pada awal Oktober ini. TAFISA  (The Association For International Sport For All ) merupakan organisasi olahraga dunia yang membidangi olahraga rekreasi atau olahraga permainan  tradisional dari seluruh dunia. TMR yang ditunjuk sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan acara ini akan memusatkan kegiatan di depan Kantor Pengelola dan lapangan sekitar Pusat Informasi. “Kegiatan Tafisa akan diikuti oleh peserta dari 74 negara di seluruh dunia dimana salah satu tempat penyelenggaraannya akan mengambil tempat di Taman Margasatwa Ragunan. Untuk itu kami harus berbenah diri untuk ikut menyukseskan kegiatan berskala internasional ini” tegas Dina Himawat, SE. M.Si Kepala Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan.  Saat ini persiapan untuk kegiatan terus dilakukan oleh pihak manajemen TMR, yang meliputi penataan taman, pengecatan kastin, pengecatan loket dan penopingan tanaman guna mensukseskan penyelenggaraan Tafisa Games,” lanjutnya.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian penyelenggaraan  TAFISA Games 2016 adalah maskot acara ini. Satwa yang terpilih sebagai maskot acara ini adalah Tarsius Siau (Tarsius tumpara). Satwa ini merupakan primata endemik dari Pulau Siau, Sulawesi Utara.  Taman Margasatwa Ragunan sebagai tempat konservasi satwa memiliki 2 ekor Tarsius tumpara dalam koleksinya. Tarsius tumpara akan menjadi pusat perhatian pada acara ini dimana para peserta dapat menyaksikan langsung satwa yang sangat langka ini. “Kandang peraga Tarsius tumpara berada di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Penyelenggaraan TAFISA Games 2016 dapat menjadi sarana promosi kami untuk mengenalkan satwa yang cantik ini ke seluruh dunia “ kata Wahyudi Bambang Humas TMR.

Tarsius Tumpara merupakan spesies yang terancam punah

Tarsius tumpara merupakan satwa yang hanya dapat ditemukan di Pulau Siau, Sulawesi Utara yang menjadikan satwa ini primate endemik Pulau Sulawesi. Spesies ini sulit ditemukan karena berada diambang kepunahan. Pada 2009 dilaporkan bahwa hanya terdapat 1,300 ekor Tarsius tumpara yang berada di alam liar dan jumlah ini terus mengalami penurunan drastis.

Leave a Comment...