Akasia
Acacia auriculiformis Benth.
Leguminosae
Di Indonesia jenis ini sangat terkenal karena pemanfaatannya sebagai tanaman penghijauan. Berperawakan pohon, tinggi mencapai 15 m, diameter batang 50 cm. Batang umumnya berbengkok-bengkok dan mempunyai banyak cabang. Kulit batang kelabu coklat beralur sempit dan dangkal.
Daun tunggal yang berbentuk bulan sabit merupakan daun semu, daun sejatinya berupa daun majemuk menyirip. Berbunga sepanjang tahun, pembungaan berbentuk bulir yang muncul pada ketiak daun.
Buah berupa polongan terpilin, biji gepeng berwana hitam. Berasal dari Kepulauan Kei, Papua, Papua Nugini, dan Australia Utara. Di Indonesia banyak ditanam sebagai peteduh atau jalur hijau.
Tumbuh baik pada dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl. Cukup tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada daerah-daerah yang miskin unsur hara, sehingga dijadikan tanaman penghijaun untuk lahan kritis. Mudah tumbuh dan pertumbuhannya sangat cepat, perbanyakan menggunakan biji atau setek.
Biji disemaikan dulu, setelah semai mencapai tinggi tertentu baru dipindah. Dalam penyimpanan yang baik, biji kering dapat disimpan untuk waktu yang lama. Di Jawa akasia akan berbunga lebih banyak pada bulan Juli s.d. November. Kayu ringan, digunakan untuk perkakas rumah tangga, bahan bangunan, atau dibuat arang berkualitas tinggi.