Melinjo

Gnetum gnemon L.

Gnetaceae

Di berbagai daerah dikenal dengan nama melinjo, meninjo, mulieng, batang baguak, belinjo, tangkil, trangkil, so, bagu, dan nama lokal lain. Berperawakan pohon, batang lurus, tinggi dapat mencapai 20 m. Daun lanset sampai bundar telur memanjang. Bunga berbentuk bulir, berkelamin satu, bunga betina selalu tumbuh menyendiri, bunga jantan kadang-kadang menggerombol.

Buah berbentuk bulat telur, berwarna hijau sewaktu muda, kemudian kuning dan menjadi merah setelah tua. Tumbuh liar atau ditanam, adaptif tumbuh di dataran rendah beriklim kering, tetapi dapat tumbuh pula di daerah lembab sampai ketinggian 1.200 m dpl.

Tidak membutuhkan banyak perawatan, tidak banyak mengalami gangguan hama dan penyakit, setelah mulai menghasilkan akan berbunga dan berbuah terus-menerus. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.  Mempunyai sebaran luas, dari Assam sampai Fiji.

Di Indonesia banyak ditanam di pekarangan atau kebun campuran, sebagai tanaman pokok atau tanaman sela. Daun, bunga, dan buah muda maupun tua dapat dimakan. Buah tua dibuat kerupuk emping, hasil utama dari budidaya jenis ini. Serat kulit batang dibuat tali jala, tali pengikat kapal, atau tali panjat.